BONE, TEROBOS.ID – Masyarakat suku Bugis Sulawesi Selatan (Sulsel) punya tradisi unik saat memindahkan rumah panggung dengan cara bergotong royong. Tradisi itu dikenal dengan sebutan ‘marakka bola’ atau ‘mappalecce bola’.
‘Marakka bola’ berarti mengangkat rumah dan ‘mappalecce bola’ berarti memindahkan rumah secara bersama-sama.
Tradisi itu sudah ada sejak zaman nenek moyang suku Bugis, dan sudah berlangsung turun-temurun sampai sekarang.
Tak terkecuali di kalangan masyarakat Bugis Bone yang hingga kini tetap melestarikan warisan tradisi itu.
Seperti yang terlihat di Dusun empat Desa Usa, Kecamatan Palakka, Kabupaten Bone, Sulsel, Rabu (15/6/2022), ratusan warga setempat terlibat bergotong royong memindahkan rumah panggung milik warga setempat.
Jusman, salah seorang tokoh masyarakat di dusun itu menyebutkan bahwa kegiatan ‘marakka bola’ masih sering dilakukan di Desa Usa.
“Untuk mengumpulkan warga setempat untuk bergotong royong, kita mengumumkan di masjid. Adapun ala tradisional secara adat, yaitu dilakukan dengan cara mendatangi rumah warga satu persatu, biasa orang Bugis menyebutnya ‘mattampa’ (mengundang),” kata Jusman.
Meski bobot rumah yang dipindahkan itu tentu tidaklah ringan, bahkan bisa capai puluhan ton.
Memindahkan rumah yang begitu besar mungkin sulit dilakukan dengan tenaga manusia. Namun dengan semangat gotong royong membuktikan bahwa hal yang mustahil bisa terjadi.
Untuk memudahkan proses mengangkat rumah, awalnya bambu-bambu diikat di masing-masing tiang rumah. Hal itu nantinya menjadi alat bantu mengangkat rumah.
Bambu tersebut dipanggul bersama-sama untuk mempermudah mengangkat rumah dan memindahkan ke lokasi baru.
Untuk proses pengangkatan ditunjuk satu orang sebagai komando (pemandu) yang bertugas untuk memberi aba-aba.
Saat pengangkatan berlangsung, pemandu bersorak ria. Kadang sesekali mengeluarkan candaan untuk memberi semangat, agar bobot rumah yang begitu berat akan terasa ringan.
“Warga yang diundang terbagi dua kelompok. Kelompok laki-laki bertugas bergotong royong mengangkat rumah (marakka bola). Kelompok perempuannya bertugas menyiapkan kudapan seperti kue tradisioal yakni, barongko, taripang, onde-onde dan lainnya,” kata Jusman kepada Terobos.id
Semoga tradisi ‘marakka bola’ tetap dilestarikan sebagai cerminan nilai-nilai gotong royong yang kental di kalangan masyarakat suku Bugis Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Bone ini.
ICUK SUGIARTO
Tim Redaksi