BONE, TEROBOS.ID – Sejumlah orang tua murid kelas VI SD Inpres 12/79 Macanang, kecamatan Tanete Riattang Barat, kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengeluhkan iuran untuk rencana kegiatan rekreasi atau perpisahan sekolah tersebut.
Pasalnya, iuran yang dibebankan kepada murid oleh pihak sekolah maupun komite untuk rencana rekreasi dinilai terlalu tinggi, yakni 300 ribu hingga Rp 400 ribu per siswa.
“Rp 300 ribu kalau cuma siswa yang ikut, kalau orang tua juga ikut biayanya ditambah menjadi Rp 400 ribu,” ujar salah satu orang tua murid berinisial S, Jumat (31/05/2024).
Dirinya pun menilai iuran yang direncanakan ini terkesan dipaksakan dan memberatkan sebagian orang tua murid.
Pada saat pertemuan, kata dia, keputusan mengikuti suara terbanyak dan anehnya lagi murid yang ikut ataupun tidak tetap diwajibkan membayar iuran.
“Saat pertemuan beberapa orang tua siswa sempat protes, tapi lebih banyak yang menyetujui jadi diputuskan mengikuti suara terbanyak,” jelas S.
Terpisah, Y salah satu orang tua murid membeberkan, selain iuran yang memberatkan, dirinya juga diminta menandatangani surat pernyataan persetujuan yang isinya jika terjadi hal-hal tidak diinginkan seakan bukan menjadi tanggungjawab pihak sekolah.
Olehnya itu, selain menghawatirkan anaknya, dia juga beralasan tidak ikut kegiatan tersebut karena masih butuh biaya untuk persiapan anaknya ke depan.
“Anak kami mau masuk SMP banyak biaya dibutuhkan untuk perlengkapan sekolah seperti buku, pakaian dan lainnya,” bebernya.
Menanggapi hal tersebut, kepala sekolah SD Inpres 12/79 Macanang, Akbar, kepada awak media menyebutkan keputusan tersebut merupakan hasil rapat bersama komite.
Meski dalam rapat ada belasan orangtua murid yang merasa keberatan, namun kata Akbar keputusan sudah final dan harus mengikuti suara terbanyak.
“Kami hanya memfasilitasi, itupun sebenarnya tidak ada paksaan, kalau tidak mampu bayar yah tidak usah, tidak ada masalah,” katanya.
Akbar pun menegaskan pungutan yang dilakukan pihaknya itu bukanglah pungli, karena menurutnya pungutan tersebut merupakan keputusan atau hasil rapat bersama komite menindaklanjuti keinginan para siswa.
Akbar kembali menjelaskan terkait surat pernyataan persetujuan.
Ia memastikan pihaknya tetap bertanggungjawab, namun tidak pada kejadian seperti kecelakaan.
“Karena itu takdir bukan kita minta, kalau kejadian lain seperti anak berkelahi tetap kita tanggungjawab karena kalau itu kelalaian,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, rencana rekreasi atau perpisahan tersebut akan digelar di Tanjung Bira, Bulukumba, Sulsel.
Tim Redaksi