BONE – Di tengah hiruk-pikuk aktivitas di Kota Watampone, Lapangan Stadion Lapatau menjadi saksi semaraknya aktivitas mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UNIM) Bone yang tengah mengikuti mata kuliah bertema “Permainan Tradisional”, Selasa (14/5/2025) lalu.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pelestarian budaya lokal yang mulai tergerus zaman.
Mata kuliah ini diikuti oleh mahasiswa dari enam kelas dengan jadwal pelaksanaan yang berbeda-beda. Di antara permainan yang dipraktikkan adalah jeka dan hadang, dua permainan tradisional yang kini mulai jarang ditemui.
Jeka atau yang juga dikenal sebagai egrang, adalah permainan berjalan di atas bilah bambu dengan menggunakan kaki. Permainan ini menggunakan alat dari bambu yang dimodifikasi sedemikian rupa hingga bisa dinaiki.
Pada salah satu ruas bambu dibuat pijakan kaki untuk memudahkan pemain berdiri dan berjalan di atasnya. Permainan ini membutuhkan keseimbangan dan ketangkasan, dan kini keberadaannya kian langka.
Sementara itu, hadang adalah permainan tradisional yang mengandalkan kekuatan fisik dan strategi tim, mirip dengan gobak sodor.
Cara bermainnya adalah satu tim berusaha melewati garis akhir, sementara tim lainnya bertugas menghadang agar lawan tidak berhasil melewati batas tersebut. Permainan ini melatih kecepatan, kelincahan, dan kerja sama antarpemain.
Dosen pengampu mata kuliah, Andi Ogo Darminto, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini bisa terus ditingkatkan. “Mudah-mudahan mata kuliah ini ke depannya semakin baik, agar permainan tradisional bisa kembali dikenal luas di kalangan masyarakat. Kita perlu mengenalkan kembali permainan ini kepada anak-anak agar mereka bisa merasakan kesenangan sekaligus manfaatnya,” ujarnya.
Mata kuliah permainan tradisional dijadwalkan dua kali dalam seminggu, yakni setiap Selasa dan Rabu, mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WITA, dan dilaksanakan di Lapangan Stadion Lapatau, Bone.
Penulis: Dwi Mustika/Arham Jaya/Muh. Fadillah (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bone)
Tim Redaksi