BONE, TEROBOS.ID – Jika tak ada aral melintang, Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, dijadwalkan akan berkhutbah Jumat di Masjid Al-Markaz Al-Ma’arif, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulse), Jumat (10/1/2025).
Kehadirannya di Bone menjadi momen istimewa bagi masyarakat setempat, mengingat dirinya adalah salah satu ulama dan intelektual muslim terkemuka di Indonesia, yang juga kelahiran Bone.
Masjid Al-Markaz Al-Ma’arif, yang menjadi salah satu pusat aktivitas keagamaan di Bone, diperkirakan akan penuh dengan jamaah yang ingin mendengar langsung khutbah dari tokoh nasional ini.
Kehadiran Menteri Agama sekaligus menegaskan pentingnya penguatan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan bermasyarakat.
Antusiasme Masyarakat Bone
Masyarakat Bone menyambut kehadiran Menteri Agama ini dengan penuh antusiasme.
“Kedatangan beliau ke Bone adalah kebanggaan bagi kami. Ini juga menjadi momentum untuk mendalami nilai-nilai Islam yang damai dan penuh rahmat,” ujar salah satu tokoh masyarakat setempat.
Khutbah Jumat ini diharapkan akan membawa pesan-pesan inspiratif, yang tidak hanya relevan untuk jamaah di masjid tetapi juga bagi umat Islam di seluruh Indonesia.
Dengan kedalaman ilmu dan kepribadiannya yang karismatik, Nasaruddin Umar selalu mampu menyentuh hati dan pikiran banyak orang.
Nasaruddin Umar adalah seorang ulama, intelektual, dan birokrat yang memiliki latar belakang pendidikan agama yang mendalam.
Sebagai seorang akademisi, ia dikenal karena pemikirannya yang moderat dan inklusif.
Salah satu karya pentingnya adalah tentang tafsir gender dalam Islam, yang menempatkannya sebagai salah satu tokoh pembaharu dalam kajian Islam di Indonesia.
Dalam perannya sebagai Menteri Agama, Nasaruddin Umar banyak mendorong dialog antarumat beragama, pendidikan Islam yang maju, dan penguatan moderasi beragama.
Keilmuannya yang Diakui Dunia
Nasaruddin Umar adalah figur yang dihormati di level nasional dan internasional.
Pemikiran-pemikirannya sering menjadi rujukan dalam diskusi akademik dan keagamaan. Salah satu ciri khasnya adalah kemampuan menjelaskan Islam dengan pendekatan rasional dan humanis, yang relevan dengan konteks zaman modern.
Selain itu, dirinya juga pernah menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, di mana ia menginisiasi berbagai program keagamaan yang berdampak luas, seperti khutbah berbahasa asing untuk jamaah internasional. (**)
Tim Redaksi