KENDARI, TEROBOS.ID – Bencana kekeringan di berbagai daerah di Indonesia akhir-akhir ini semakin terasa, seiring meningkatnya fenomena El Nino.
Bahkan dampaknya juga dirasakan para petani di wilayah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Berdasarkan laporan pengamatan BPP Kecamatan Baruga periode Oktober 2023, terdapat 210 hektare lahan sawah mengalami kekeringan dan terancam gagal panen. Penyebabnya adalah musim kemarau dan fenomena El Nino.
Dinas Pertanian Kota Kendari menyebutkan, kekeringan ini menyebabkan tanaman padi menjadi kerdil, kuning kecoklatan, daun menggulung hingga terbakar, anakan berkurang, pertumbuhan bulir tidak maksimal hingga biji hampa.
“Rencana panen pada akhir Oktober hingga September 2023 dengan risiko puso seluas 28 hektar (data pengamatan per awal Oktober 2023), dengan peluang gagal panen akan bertambah hingga akhir Oktober 2023,” ungkap Kadis Pertanian Sahurianto, Jumat (13/10/2023).
Mantan Kabag Umum Kota Kendari ini menjelaskan, untuk menangani persoalan itu, mereka akan memaksimalkan suplai air melalui pompanisasi untuk memenuhi kebutuhan air pada areal seluas 210 ha yang terdampak.
Kendati demikian, masih dibutuhkan mesin pompa air untuk mengurangi atau antisipasi luasan gagal panen yang berpeluang semakin bertambah.
“Apalagi, prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau berakhir di sebagian Indonesia mulai akhir Oktober 2023,” katanya.
Disebutkan, musim penghujan diperkirakan pada November 2023, dan puncaknya akan terjadi pada Januari-Februari 2024 di beberapa wilayah Indonesia.
Fenomena El Nino masih akan bertahan dan berangsur berakhir pada bulan Februari-Maret 2024 seiring datangnya musim hujan. (*)
Tim Redaksi